Bebas dari Keracunan Makanan

Posted by Yoga Ailala on Saturday, November 27, 2010

Jika kita berbicara mengenai makanan, sebenarnya yang penting dibahas tak hanya nutrisi sehat apa saja yang terkandung di dalamnya. Kita juga harus mengerti bagaimana pengolahannya. Bahkan ada beberapa jenis makanan yang butuh perhatian khusus sebelum dimasak dan dinikmati.

Itu mengapa kita perlu mengenali makanan apa saja yang lebih mudah rusak sehingga butuh cara penyimpanan serta pengolahan tersendiri. “Ingat yang harus dihindari adalah faktor risiko keracunan makanan, bukan makanannya,” ucap juru bicara Center for Science in the Public Interest (CSPI), Sarah Klein. CSPI adalah organisasi yang mengadvokasi masyarakat Amerika untuk mendapatkan nutrisi dan makanan yang tak hanya sehat tapi juga aman.

Dan dari hasil yang ditemukan Klein bersama timnya, ditemukanlah makanan-makanan ‘sensitif’ yang bisa jadi mengancam kesalamatan kita jika pengolahannya tidak tepat. Inilah daftar lengkapnya:

Sayuran hijau.
Ya, ini adalah sayuran yang paling sering kita jumpai dengan jenis yang beragam, mulai dari selada, bayam, hingga brokoli dan kol. CSPI menemukan, setidaknya ada 13.568 kasus gangguan pencernaan usai mengonsumsi sayuran hijau. Data itu dikumpulkan sejak 1990 hingga 2006.

Hal yang penting kita perhatikan saat akan mengolah sayuran hijau adalah kebersihan sayur dan tangan kita. Pastikan sebelum mulai mencuci sayur, kita terlebih dahulu membersihkan tangan kita. Setelah itu, pastikan juga kita tidak menyimpan sayuran hijau dekat dengan daging. Sebab daging juga bisa menyebar bakteri yang dengan mudah menempel pada helai sayuran hijau.

Telur.
Menu sarapan yang satu ini, tercatat sudah menimbulkan keracunan makanan sebanyak 352 kali sejak 1990. Penyebab utamanya adalah kontaminasi bakteri salmonella yang dapat membuat kita mengalami diare akut.
Bakteri ini dapat menerobos masuk ke dalam telur. Dan apabila kita tidak memasaknya dengan baik maka salmonella masih berpeluang hidup.

Craig Hedberg, PhD., dari University of Minnesota School of Public Health, Minneapolis, menyarankan agar kita mencuci kulit telur sebelum kemudian di simpan dalam lemari es. Karena kadang kala kotoran yang menempel pada cangkang ini bisa menjadi peluang munculnya bakteri. “Dan pastikan telur yang kita konsumsi matang dengan baik sehingga segala macam bakteri mati dengan sempurna.”

Ikan Tuna.
Ikan tuna sangat rentan terkontaminasi oleh scombrotoxin yang dapat menyebabkan pusing dan kram. Biasanya ikan akan mudah terkontaminasi jika setelah penangkapan tempat penyimpanannya tidak layak. Bahkan setelah dimasak pun, bakteri tersebut masih tinggal dalam ikan.

Klein menyarankan, agar kita membeli ikan dari supplier yang memang terbukti menyediakan ikan-ikan segar. Kita bisa deteksi ikan segar dengan melihat warna sisik yang masih cerah dan mata ikan masih berwarna segar. Lalu tekan-tekan ikan untuk merasakan apakah dagingnya masil lembut atau tidak.

Keju.
Keju sangat rentan terkontaminasi oleh bakteri Salmonella atau Listeria. Pada wanita hamil, dua bakteri ini bisa berbahaya bagi janin.

Yang menjadi kunci utama agar keju tetap aman untuk dikonsumsi adalah simpan makanan ini dengan cara yang benar. Bungkus sisa keju dengan alumunium dan simpan dalam wadah kedap udara. Dan ingat, sebelum memotong, pastikan pisau yang kita gunakan bersih serta kering.

Tomat.
Sama seperti sayuran hijau, kontaminasi tomat biasanya terjadi pada selesai di petik hingga sampai ke dapur kita. Karena itu, sangat penting untuk selalu mencuci tomat sebelum di masukkan ke dalam kulkas. Dan jangan satukan tomat dengan sayuran hijau, karena sayuran hijau mengeluarkan gas yang dapat membuat tomat cepat busuk.

Ingat, daftar ini bukanlah untuk membuat kita menjauhi makanan-makanan tersebut agar terhindar dari keracunan makanan. Yang perlu kita lakukan hanyalah mengingat cara penyimpanan yang tepat, sehingga tak ada peluang bagi bakteri mengontaminasi makanan-makanan tersebut.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment