Hah... Ada Ular Bisa Terbang!
Hah, ada ular yang bisa terbang! Tenang, hanya ular yang termasuk dalam genus Chrysopelea yang bisa terbang, tak semuanya. Ular dalam genus tersebut mampu terbang—atau tepatnya melenting—dengan cara meluncur sambil meliuk dari pohon satu ke pohon lainnya hingga sejauh 79 kaki atau 24 meter. Ditemukan bahwa habitat ular golongan tersebut ada di Asia Tenggara dan Asia selatan.
Bagaimana ular itu bisa terbang? Hal itu diuraikan dalam presentasi penelitian dalam pertemuan American Physical Society Division of Fluid Dynamics kemarin, (22/11/2010).
"Ular ini tidak sedang melawan gravitasi ketika terbang, juga bukan melakukan hal-hal yang tak masuk akal. Adalah persoalan gaya yang dikerahkan oleh ular yang menjadi penyebabnya," kata Jake Socha, pemimpin proyek penelitian ini saat diwawancara Discovery.
Untuk sampai pada kesimpulan itu, Socha bersama rekannya mencoba "meluncurkan" ular jenis tersebut dari gedung berketinggian 49 kaki. Mereka merekam setiap gerakan dari ular tersebut. Kemudian, mereka mengembangkan model matematis yang mengungkapkan cara ular terbang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diterima oleh Jurnal Bioinspiration & Biomimetics, Socha menjelaskan bahwa ular itu akan mengatur posisi tubuhnya sesaat sebelum terbang dan pada saat terbang.
Sesaat sebelum terbang, ular tersebut akan menjulurkan salah satu ujung badannya ke depan dan membentuk huruf J. Setelah itu, barulah si ular memulai melompat ke depan dan mempercepat gerakannya sehingga bisa terbang.
Ketika si ular terbang, ia akan mengerahkan gaya ke atas dari gerakannya sehingga membuatnya tak langsung jatuh. "Ular tetap terangkat ke atas walaupun ia bergerak ke bawah. Ini karena gaya yang mengarah ke atas lebih besar daripada berat badan ular," kata Socha. Ular akan terbang miring 25 derajat dari aliran udara yang tercipta oleh gerakannya. Bagian ekornya akan terus bergerak-gerak, sementara bagian lain akan membentuk lengkungan, seperti liukan ular ketika melata di atas tanah.
"Jika ular tetap pada kondisi seperti itu, ia akan terus terbang ke atas. Namun, model terbang ular tersebut ternyata hanya sementara sehingga pada akhirnya ular tetap akan jatuh ke tanah mengakhiri luncurannya," kata Socha yang merupakan ahli biologi di Virginia Tech.
Menurut Socha, model terbang ular ini bisa menjelaskan cara meluncur beberapa spesies, termasuk mamalia dan ikan. Ke depan, penciptaan kendaraan tak berawak mungkin bisa dilakukan dengan meniru cara terbang luncur ular ini
Bagaimana ular itu bisa terbang? Hal itu diuraikan dalam presentasi penelitian dalam pertemuan American Physical Society Division of Fluid Dynamics kemarin, (22/11/2010).
"Ular ini tidak sedang melawan gravitasi ketika terbang, juga bukan melakukan hal-hal yang tak masuk akal. Adalah persoalan gaya yang dikerahkan oleh ular yang menjadi penyebabnya," kata Jake Socha, pemimpin proyek penelitian ini saat diwawancara Discovery.
Untuk sampai pada kesimpulan itu, Socha bersama rekannya mencoba "meluncurkan" ular jenis tersebut dari gedung berketinggian 49 kaki. Mereka merekam setiap gerakan dari ular tersebut. Kemudian, mereka mengembangkan model matematis yang mengungkapkan cara ular terbang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diterima oleh Jurnal Bioinspiration & Biomimetics, Socha menjelaskan bahwa ular itu akan mengatur posisi tubuhnya sesaat sebelum terbang dan pada saat terbang.
Sesaat sebelum terbang, ular tersebut akan menjulurkan salah satu ujung badannya ke depan dan membentuk huruf J. Setelah itu, barulah si ular memulai melompat ke depan dan mempercepat gerakannya sehingga bisa terbang.
Ketika si ular terbang, ia akan mengerahkan gaya ke atas dari gerakannya sehingga membuatnya tak langsung jatuh. "Ular tetap terangkat ke atas walaupun ia bergerak ke bawah. Ini karena gaya yang mengarah ke atas lebih besar daripada berat badan ular," kata Socha. Ular akan terbang miring 25 derajat dari aliran udara yang tercipta oleh gerakannya. Bagian ekornya akan terus bergerak-gerak, sementara bagian lain akan membentuk lengkungan, seperti liukan ular ketika melata di atas tanah.
"Jika ular tetap pada kondisi seperti itu, ia akan terus terbang ke atas. Namun, model terbang ular tersebut ternyata hanya sementara sehingga pada akhirnya ular tetap akan jatuh ke tanah mengakhiri luncurannya," kata Socha yang merupakan ahli biologi di Virginia Tech.
Menurut Socha, model terbang ular ini bisa menjelaskan cara meluncur beberapa spesies, termasuk mamalia dan ikan. Ke depan, penciptaan kendaraan tak berawak mungkin bisa dilakukan dengan meniru cara terbang luncur ular ini
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment