Jurnalistik atau Jurnalisme berasal dari kata journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Journal berasal dari perkataan latin Diurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.
Kegiatan jurnalistik sudah berlangsung sangat tua, dimulai zaman Romawi Kuno tahun 59 SM ketika Julius Caesar berkuasa. Waktu itu ia mengeluarkan peraturan agar kegiatan-kegiatan Senat setiap hari diumumkan kepada khalayak dengan ditempel pada semacam papan pengumuman yang disebut dengan Acta Diurna.
Acta Diurna ditulis di sembarang benda, sebab kertas belum ditemukan. Baru setelah kertas ditemukan pertama kali oleh Tsai Lun dan penemuan mesin cetak olah Johan Guttenberg di tahun 1456, surat kabar mulai di cetak.
Berbeda dengan media berta saat ini yang 'mendatangi' pembacanya, pada waktu itu pembaca yang datang kepada media berita tersebut. Sebagian khalayak yang merupakan tuan tanah (hartawan) yang ingin mengetahui informasi menyuruh budak-budaknya yang bisa membaca dan menulis untuk mencatat segala sesuatu yang terdapat pada Acta Diurna.
Dengan perantaraan para pencatat yang disebut Diurnarii para tuan tanah dan hartawan tadi mendapatkan berita-berita tentang Senat.
Perkembangan selanjutnya pada Diurnarii tidak terbatas kepada para budak saja, tetapi juga orang bebas yang ingin menjual catatan harian kepada siapa saja yang memerlukannya.
Beritanya pun bukan saja kegiatan senat, tetapi juga hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan menarik khalayak. Akibatnya terjadilah persaingan di antara Diurnarii untuk mencari berita dengan menelusuri kota Roma, bahkan sampai keluar kota itu.
Persaingan itu kemudian menimbulkan korban pertama dalam sejarah jurnalistik. Seorang Diurnarii bernama Julius Rusticus dihukum gantung atas tuduhan menyiarkan berita yang belum boleh disiarkan (masih rahasia). Pada kasus itu terlihat bahwa kegiatan jurnalistik di zaman Romawi Kuno hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informasi saja.
KORAN
Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik.
Dalam Renaisans Eropa newsletter beredar tulisan tangan pribadi antara pedagang, meneruskan informasi tentang segala sesuatu dari perang dan kondisi ekonomi kepada kebiasaan sosial dan "manusia bunga" fitur.
Pelopor pertama koran dicetak muncul di Jerman pada 1400-an dalam bentuk pamflet berita atau broadsides, seringkali sangat sensasional dalam konten. Beberapa yang paling terkenal laporan ini kekejaman melawan Jerman di Transylvania yang dilakukan oleh seorangveovod sadis bernama Vlad Tsepes Drakul, yang kemudian menjadi cerita rakyat Count Dracula.
Surat kabar untuk umum ini sering mendapat tentangan dan sensor dari penguasa setempat. Iklim yang lebih baik untuk penerbitan surat kabar generasi pertama ini baru muncul pada pertengahan abad 18, ketika beberapa negara, semisal Swedia dan AS, mengesahkan undang-undang kebebasan pers.
Industri surat kabar mulai menunjukkan geliatnya yang luar biasa ketika budaya membaca di masyarakat semakin meluas. Terlebih ketika memasuki masa Revolusi Industri, di mana industri surat kabar diuntungkan dengan adanya mesin cetak tenaga uap, yang bisa menggenjot oplah untuk memenuhi permintaan publik akan berita.
Surat kabar yang diterbitkan oleh Johann Carolus (1575 - 1634) diakui sebagai penerbit surat kabar yang pertama. Surat kabarnya yang disebut Relation aller Fürnemmen und gedenckwürdigen Historien di akui oleh asosiasi surat kabar dunia sebagai surat kabar yang pertama.
Pada tahun 2005, asosiasi surat kabar dunia memberikan pengakuan bahwa pamflet milik Carolus di cetak mulai tahun 1605 dan bukan tahun 1609 seperti yang selama ini diperkirakan.
Petisi Carolus yang ditemukan di data arsip Strasbourg Municipal pada tahun 1980 dapat dikatakan sebagai awal dari terbitnya surat kabar. Petisi itu berisi kalimat seperti di bawah ini:
Whereas I have hitherto been in receipt of the weekly news advice [handwritten news reports] and, in recompense for some of the expenses incurred yearly, have informed yourselves every week regarding an annual allowance; Since, however, the copying has been slow and has necessarily taken much time, and since, moreover, I have recently purchased at a high and costly price the former printing workshop of the late Thomas Jobin and placed and installed the same in my house at no little expense, albeit only for the sake of gaining time, and since for several weeks, and now for the twelfth occasion, I have set, printed and published the said advice in my printing workshop, likewise not without much effort, inasmuch as on each occasion I have had to remove the formes from the presses …
Petisi ini kemudian dibuat secara berkala. Surat kabar didefinisikan berdasarkan kriteria fungsi publisitas, berkelanjutan, terbit teratur dan aktual. Surat kabar pertama milik Carolus ini telah memenuhi definisi tersebut.
JURNALISME KUNING
Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah yellow journalisme(jurnalisme kuning), sebuah istilah untuk "pertempuran headline" antara dua koran besar di Kota New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer dan satu lagi dimiliki oleh William Randolph Hearst.
Ciri khas jurnalisme kuning adalah pemberitaannya yang bombastis, sensasional, dan pemuatan judul utama yang menarik perhatian publik. Tujuannya hanya satu: meningkatkan penjualan!
Jurnalisme kuning tidak bertahan lama, seiring dengan munculnya kesadaran jurnalisme sebagai profesi.
Kesadaran akan jurnalisme yang profesional mendorong para wartawan untuk membentuk organisasi profesi mereka sendiri. Organisasi profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris pada 1883, yang diikuti oleh wartawan di negara-negara lain pada masa berikutnya.
sumber : spektrumdunia
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment